YUDI SISWANTO

Hidup adalah perjuangan yang penuh dengan rintangan.

Menggapai mimpi

Kebersamaan untuk menggapai sebuah mimpi.

FREINDSHIP IN SMADA

Hidup menakdirkan untuk berpisah.

ARPA NETWORK

Perjalanan hidup yang memberikan banyak kenangan manis dan pahit.

MOTTO HIDUP

Melakukan segala sesuatu secara maksimal.

Senin, 24 Desember 2012

PERJALANAN HIDUP

Hidup adalah Pilihan
dan kata itu biasannya pasti terdapat pada setiap orang yang pernag hidup didunia...

share ya...ini tentang tanaman saja sebagai contoh....
Ada 2 bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur.

 





Bibit yang pertama berkata, "Aku ingin tumbuh besar, aku ingin menjejakkan akarku dalam2 di tanah ini dan 
menjulangkan tunas2ku diatas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari dan kelembutan embun pagi di pucuk2 daunku

"...Dan bibit itupun tumbuh,makin menjulang...

Bibit yang kedua berguman..."Aku takut, jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu apa yang akan kutemui dibawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas2ku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka,dan siput2 mencoba untuk memakannya? Dan pasti jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak! Akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman"...Dan bibit itupun menunggu dalam kesendirian.
Beberapa pekan kemudian seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi dan menaploknya segera.

Memang selalu ada saja pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon2 yang harus kita jalani. Namun seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, kebimbangan2 yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengan alasan2 untuk tak mau melangkah,tak mau menatap hidup.

Karena hidup adalah pilihan, maka hadapilah itu dengan gagah..Dan karena hidup adalah pilihan, maka pilihlah dengan bijak...

Rabu, 19 Desember 2012

♥ CINTA ♥

♥ CINTA ♥

♥ Cinta adalah sebuah kata yg sederhana dengan ribuan makna

♥ Cinta hadir disetiap hati manusia
cinta hadir untuk memberikan kebahagiaan

♥ Walau kadang menghadirkan
Kesedihan dan kesepian


♥ cinta kata yang tak pernah bosan
untuk dibahas dan diceritakan

♥ cinta kata yg indah
Namun kadang menakutkan
Cinta menjadi alasan insan tuk bertahan

♥ Cinta diciptakan dengan keagungan
namun tak akan mengalahkan keagungan penciptanya

♥ cinta diciptakan untuk temani manusia
cinta hadir bukan untk memperbudak hambanya

♥ cinta..cinta takkan pernah habis kata tuk menggambarkannya

♥ tak kan pernah cukup wktu tuk mencatatat sejarahnya

I ♥ U MOM

ENTAHLAH

Entahlah...
Apakah huruf-huruf ini
bisa mewakili rasa terima kasih
atas nafas yang engkau sisakan
untukku IBU...

Entahlah...
Apakah huruf-huruf ini


bisa menjelma sebuah angka,
angka yang mengumpulkan diri,
untuk membayar asi, baju, sepeda,
iuran sekolah, bekal, jajan sekolah
juga kasih sayang.

I’ll promise to love you mom, every single day of forever

I ♥ U MOM :(

RASA SYUKUR

-=l【 “Universitas Kehidupan” 】l=-

Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS.

Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR.

Jika setiap doa kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR.

Seorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidak ada air mata.


Seorang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidak ada kekurangan.

Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit.
Biarlah Tuhan yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik.

Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN.

Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN.

Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN.

Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN.

Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN.

Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.

Tetap semangat….
Tetap sabar….
Tetap tersenyum…..
Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN.

TUHAN menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN” Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA.

╔══════════════­══╗
☀╠ semoga bermanfaat ╣☀
╚══════════════­══╝

【ヅ】 LIKE 【ッ】 SHARE 【ッ】 COMENT 【ツ】
 
post by : yudie_sw


PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
REVISI BAB XII
EVALUASI DAN PRINSIP
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

Disusun Oleh :
Yudi Siswanto        1201412024


PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2012



BAB XII
“EVALUASI DAN PRINSIP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

A.    EVALUASI DAN PERUBAHAN PENDIDIKAN
Banyak istilah yang digunakan untuk menyatakan evaluasi pendidikan. Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan
Nana Sudjana (1998) menjelaskan bahwa evaluasi pada dasarnya memberikan pertimbangan atau harga untuk nilai berdasarkan kriteria tertentu.  Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki peserta didik setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya.
Berdasarkan  tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback perbaikan program, sementara itu evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan mengambil keputusan (Lehman, 1990).
Evaluasi menunjukkan suatu proses integral dari kehidupan sehari-hari seorang individu di dalam masyarakat. Bentuk evaluasi ada dua macam teknik, yaitu teknik non-tes dan teknik tes. Teknik non-tes tidak menggunakan perangkat soal yang dikerjakan sedangkan teknik tes menggunakan perangkat soal yang dikerjakan peserta didik.  Adapun tujuan evaluasi pendidikan menurut Arikunto (2004) ada dua diantaranya  tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum evaluasi pendidikan, yaitu :
1.      Untuk menghimpun bahan keterangan yang akan digunakan sebagai bahan bukti mengenai taraf perkembangan atau kemajuan yang dialami oleh peserta didik.
2.      Untuk mengetahui efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran.
Adapun tujuan khusus dari evaluasi pendidikan adalah :
1.      Merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.
2.      Untuk mencari dan menemukan factor-faktor penyebab keberhasilan atau ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan.
3.      Cronbach (1963) dan Stufflebeam menyebutkan evaluasi sebagai alat penyedia informasi untuk membuat keputusan.
            Bila digambarkan dalam istilah umum, evaluasi dapat dilihat sebagai fundamental yang mengatur mekanisme kehidupan laki-laki dan perempuan di dalam masyarakat. Dalam arti individu-individu dan kelompok-kelompok secara konstan menterjemahkan pengalaman mereka sendiri untuk membentuk pengalaman yang akan datang.
            Evaluasi pendidikan biasanya dihubungkan dengan pertumbuhan, inovasi, pembaharuan dan perkembangan. Itu bisa berfokus kepada kebutuhan dan kemajuan dari pelajar itu sendiri, agar memudahkan keputusan-keputusan yang mempengaruhi secara langsung.
            Evaluasi mungkin mengetes keseluruhan keefektifan dan keinginan dari kondisi-kondisi yang mempengaruhi belajar di dalam konteks yang ada. Apakah berfokus pada pelajar atau pada kondisi yang mempengaruhi belajar. Evaluasi adalah alat-alat dimana para partisipan di dalam belajar mengajar juga orang lain yang berminat mendapatkan perubahan-perubahan yang dibutuhkan atau tidak, sehingga untuk menentukan keefektifan dari pemecahan yang timbul dengan kebutuhan-kebutuhan tersebut.
            Banyak evaluasi di dalam pendidikan informal. Itu didasarkan kepada keputusan-keputusan para pelajar dan lainnya yang secara langsung terlibat dalam proses belajar, usaha-usaha yang baik pada saat perubahan dan modernisasi sistem pendidikan dari masyarakat apapun tidak dapat dihindari, semua tergantung pada evaluasi. Pengembangan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut (Santyasa,2009):
  1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran.
  2. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
  3. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara akademik
  4. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporakan secara sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.


B.     KONTEKS SOSIAL DAN BUDAYA BAGI PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
            Secara tegas, pendidikan seumur hidup bukan suatu konsep atau teori, tapi merupakan suatu perangkat prinsip dasar untuk mendorong dan menunjang pendidikan mendatang, di masyarakat. Dengan  adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, diharapkan suatu masyarakat dapat menyesuaikan diri / beradaptasi pada kemajuan lingkungan modern. Akibat kebudayaan masa kini, ada kemungkinan pergeseran paradigma pendidikan, yaitu dari sekolah ke masyarakat luas dengan berbagai pengalaman yang luas (Made Pidarta, 1997).
            Menurut Knowles dalam (Dave, 1975) pendidikan seumur hidup merupakan sejarah dinamika peradaban manusia yang terjadi pada perubahan budaya individu, dimana pendidikan adalah suatu proses pengiriman pancaran budaya yang menggambarkan peran guru sebagai sumber informasi dan menganggap pendidikan sebagai suatu agen untuk peserta didik. Dalam setiap jengkal waktu terjadi perubahan budaya untuk itu manusia perlu mempersiapkan diri menghadapi perubahan-perubahan baru dengan pelatihan-pelatihan. Peran guru harus bergeser dari sebagai sumber informasi ke arah penelitian dan pendidikan harus dihormati sebagai suatu proses panjang, karena pengetahuan akan dapat diperoleh pada setiap titik waktu.

Banyak negara-negara yang kurang berkembang sangat sukar untuk bisa membangun sekolah-sekolah yang masih tradisional dengan cepat, bila dibandingkan dengan negara yang modern di mana tingkat ekonominya sudah baik yang dijadikan sebagai sarana. Masyarakat yang sudah berkembang maju akan melihat pada system penyampaian pendidikan, di mana masyarakat setelah usia sekolah meningkatkan keterampilan kerja dan menggunakan waktu luangnya secara produktif.

Untuk itu, pendidikan seumur hidup merupakan mata rantai dalam perkembangan sosial budaya, baik dengan pekerjaan maupun tindakan masyarakat. Pendidikan seumur hidup tidak dapat ditentukan sebagai filosofi pendidikan yang utuh atau teori. Itu hanyalah suatu cara untuk mengkonseptualisasikan dan mengkomunikasikan kenyataan di dalam dunia yang cenderung kepada peningkatan peran pendidikan di masyarakat. Pendidikan menjadi alat sosial yang utama untuk meningkatkan pertumbuhan individu dan perwujudan diri.

C.    MENENTUKAN PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
            Perangkat dari prinsip pendidikan seumur hidup merupakan suatu yang bersifat eklitik dan inklutif. Bila digabungkan merupakan suatu pandangan yang holistic dari pendidikan  yang beroperasi dalam masyarakat belajar yang menjadi ideal dimana individu terlibat secara pribadi dan sosial di dalam belajar sepanjang hayat.
Demokrasi pendidikan adalah gagasan atas pandangan hidup yang mengutamakan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara dalam berlangsungnya proses pendidikan. Pengertian demokrasi mencakup dua arti baik secara horizontal maupun secara vertikal. Terdapat pandangan hidup yang mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama di dalam berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta juga dengan pengelolaan pendidikan tanpa memandang suku, kebangsaan, agama maupun ras. Juga tidak membedakan antara si kaya dan si miskin, karena setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
D.    KESERTAAN DALAM PRINSIP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

            Prinsip-prinsip asli dari pendidikan seumur hidup diambil dari suatu perangkat konsep-konsep karakteristik dan mengerahkannya pada topik-topik kurikulum sekolah, strategi belajar dan evaluasi. Karya ini tidak akan digambarkan disini kecuali bila merupakan suatu yang berhubungan dengan evaluasi. Namun skop dan kesertaan prinsip-prinsip sebagai berikut (Dave 1975).
Jalur pendidikan luar sekolah meliputi pendidikan nonformal dan informal. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan  formal dalam  rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembalikan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta mengembangkan sikap keprobadian hidup. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan peserta didik.
            Proses pendidikan seumur hidup sangatlah kompleks sehingga muncul tentang pelembagaan dalam konsep pendidikan terus menerus. Pelembagaan pendidikan dalam bentuk persekolahan terbatas hanya untuk usia anak-anak dan adolescen. Keterbatasan konvensional persekolahan formal untuk periode antara 6 sampai 18 tahun biasanya berasal dari pertimbangan ekonomi dan sosial. Proses pendidikan seumur hidup yang sekarang cenderung mengalami perubahan dapat dengan mudah dapat kita jalankan melalui metode belajar dimanapun, kapanpun dengan siapapun, sehingga proses belajar yang kita butuhkan berlaku secara terus menerus.


E.     KRITERIA EVALUASI BAGI PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
            Kriteria evaluasi merupakan standart bagi fenomena / gejala yang diletakkan dan di pakai secara jelas.  Standart umumnya dipakai secara diskriptif yang membedakan antara apa yang diinginkan dan apa yang tidak diinginkan .oleh karena itu kriteria adalah satu refrensi konflik bagi prinsip prinsip abstrak atau aturan mendefisinikan apa yang baik.
Pada kriteria evaluasi bagi pendidikan seumur hidup, kegiatan yang dilakukan masih merupakan  tahapan yang awal. Namun  permulaan dalam proses ini dibuat dalam proyek evaluasi kurikulum yang bersifat multinasiounal .Salah satu dari dua tujuan utama proyek ini ialah mengisolasikan ciri ciri yang ada dari kurikulum yang mencukup prinsip prinsip pendidikan seumur hudup.
            Kriteria evaluasi itu dibagi menjadi tiga tingkatan :
Pertama, kriteria umum secara relatif ,kedua,mendefinisikan kondisi kondisi yang diinginkan dan yang terakhir dua atau lebih spesifikasi yang dikembangkan pada masing masing peryataan kriteria.
Daftar yang membantu prinsip prinsip pendidikan seumur hidup :
1.      Integrasi horisontal
Fungsi khusus dalam pendidikan seumur hidup pula menjadikan konsep serta proses belajar individu menjadikan persekolahan tidak hanya terjadi pada sektor formal. Dengan hal ini menekankan untuk menghubungkan antara sekolah sekolah dan lembaga lembaga sosial serta struktur yang memenuhi fungsi pendidikan atau adanya kerjasama di antara pendidikan sekolah dan luar sekolah sebagai perwujudan belajar sepanjang hayat.
Kriteria dan spesifikasi yang bersifat ilustrasi
1.      Integrasi antara rumah dan sekolah
2.      Integrasi antara rumah dan masyarakat
3.      Intgarasi rumah dan kerja
4.      Integrasi diantara sekolah,budaya,lembaga,organisasi dan kegiatan kegiatan
5.      Integrasi antara sekolah dan mas media
6.      Integrasi dari subyek belajar
7.      Integrasi diantara subyek kurikulum dan kegiatan ekstra kurikulum
8.      Integrasi pelajar yang memiliki ciri ciri yang berbeda

2. Vertikal Articulasi :
Artikulasi diantara unsur-unsur kurikulum pada level yang berbeda dan kurikulum sekolah, pra sekolah serta  pasca sekolah untuk pencapaian system pendidikan yang lingkungannya berbeda,khususnya berorientasi pada tingkat umur yang berbeda dari masyarakat.
Dalam literatur pendidikan seumur hidup, pra sekolah dan pasca sekolah bukanlah menerapkan pelengkap sekolah,tetapi merupakan partner yang berdiri sejajar.
Kriteria dan spesifikasi secara ilustrasi :
1.      Integrasi di antara pengalaman,pra sekolah dan sekolah.
2.      Integrasi di antara tingkat atau level yang berbeda di dalam sekolah.
3.      Integrasi di antara persiapan sekolah dan aktivitas pasca sekolah.
Dalam evaluasi sering berguna membedakan antara cara pendidikan dan tujuan pendidikan. Perbedaan cara dan tujuan tidak selalu mudah dibuat. Macam kapasitas yang mungkin dihubungkan dengan konsep kependidikan bisa didefinisikan sebagai tujuan dalam sense referensi pada kapasitas yang dikembangkan dalam pembelajaran. Tetapi kapasitas seperti itu sama-sama merupakan pada jenis tujuan pembelajaran lain.
Demikian juga nampaknya tepat untuk memandang metode atau proses pendidikan sebagai cara,sedangkan memandang outcome yang dimanifestasikan dalam pembelajaran sebagai tujuan. Kedua daftar kriteria yang baru saja diberikan tertuju pada cara menyusun pendidikan.
Kriteria lain dalam kelompok yang mengikuti biasanya dianggap sebagai cara dalam sense,dalam kriteria itu lebih ditujukan pada proses atau struktur pendidikan daripada outcome yang dimanifestasikan dalam pembelajar atau dalam masyarakat sebagi keseluruhan. Selagi kriteria itu berasal dari konsep pendidikan seumur hidup,kriteria itu di sini dianggap sebagai kriteria dalam sense yang sama yang mana perubahan yang diinginkan dalam pembelajaran adalah kriteria.
Orientasi pada pertumbuhan diri :
Perkembangan dalam pembelajaran dari karakteristik pribadi yang menyumbangkan pada proses jangka panjang pertumbuhan dan perkembangan yang mengangkut kesadaran diri yang realistik ,minat pada dunia dan pada orang lain ,keinginan mencapai kriteria internal untuk membuat evaluasi dan penilaian dan semua kesatuan kepribadian.
            Kelompok ini memasukan kriteria yang mendefisinikan berbagai aspek pertumbuhan pribadi.Beberapa elemen dari konsep pendidikan yang lebih luas jelas berasal dari sini,khususnya yang berhubungan dengan motivasi dalam pembelajaran.
 Kriteria sasaran pada hasil dari proses pendidikan secara terus menerus:
1.      Pengertian diri sendiri
2.      Minat pada manusia dan dunia lingkungan
3.      Motivasi pencapaian
4.      Pembentukan kriteria penilaian internal
5.      Pembentukan nilai nilai dan sikap sikap progesif
6.      Intergasi dari kepribadian

Praktikum pada proses pendidikan secara terus menerus pula dapat menjadikan individu memiliki motivasi dalam hal penyiapan keterampilan yang tersedia dan diperlukan,maka dari hal ini diperlukannya proses belajar yang terjadi secara terus menerus.Tujuan utama persekolahan adalah menyiapkan anak untuk kehidupan yang akan datang, maka belajar dipandang sebagai sesuatu yang tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari daripada anak didik.
Pendapat yang menekankan pada dua hal,yaitu’’horizontal intregation’’ dan’’vertikal integration’’yang pertama dimaksudkan, bahwa belajar disekolah hendaknya dikoordinasikan dengan komponen lain didalam masyarakat tempat anak memperoleh pengalaman belajar,misalnya keluarga,perkumpulan-perkumpulan pemuda,masyarakat,tempat kerja,pergaulan dengan teman-teman sebaya,dan sebagainya. Selanjutnya dikemukakan sebagaian besar anggota masyarakat hendaknya dipandang sebagai/suatu integrasi yang luas,dan bukan sesuatu yang kurang berhubungan antara disiplin ilmiah yang satu dengan yang lain. 

Masyarakat Nasional yang sedang berkembang dan  maju
            Dalam masyarakat yang kurang berkembang prinsip pendidikan seumur hidup ini menawarkan cara alternatif untuk pencapaian dasar pendidikan untuk perkembangan ekonomi masyarakat secara keseluruhan,yang mungkin memiliki daya tarik yang besar. Metode yang digambarkan dari antropologi dan etnologi mungkin jauh lebih berguna sebagai model untuk evaluasi dalam daerah pedesaan dari pada model perkembangan dan penelitiaan yang ditunjukan pada permulaan bab  ini. Manfaat pendidikan bagi masyarakat adalah untuk meningkatkan peranan mereka sebagai warga masyarakat, baik yang berkaitandengan kewajiban maupun dengan hak mereka. Dalam rangka pendidikan seumur hidup misalnya, warga belajar bisa belajar tentang apa saja sesuai dengan minat dan bakat mereka, sehingga pemahaman, keterampilan tertentu, dan sikap mereka semakin meningkat. Hal ini membuat mereka merasa semakin mantap sebagai warga negara .Made Pidarta,(1997)

Individu dan Kolektifitas
            Perbedaan yang kedua ini berhubungan dengan perbedaan mengembangkan dan dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Ari, H. Gunawan. 1986. Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Bina Aksara
Alwasilah, et al. 1996. Glossary of educational Assessment Term. Jakarta: Ministry of Education and Culture.
Bear, Robert M. 1967. The Social Function of Education. USA : T. Macmilan Company
Cassirer, Ernst (terjemahan Alois Nugroho). 1987. Manusia dan Kebudayaan : Sebuah Esei Tentang Manusia. Jakarta : Gramedia
Coombs, Philip H. 1985. The World Crisis in Education: The View from The Eeighties. New York : Oxford University Press
Cropley, A. J. Pendidikan Seumur Hidup Suatu Analisis Psikologis. Surabaya : Usaha Nasional.
Dave.1975. Reflections On Lifelong Education And The School. Hamburg: Unesco Institute For Education
Depdikbud. 1990. Konferensi Dunia tentang Pendidikan bagi Semua. Jakarta : Dirjen
Faure, Edgar. 1982. Learning to be The World of Education Today and Tomorrow. London : Unesco
Gagne, Robert M. 1987. The Conditioning of Learning.  New York : Holt Renehart and Winston
Harison, Elmer. 1975. The foundation of modern Education. USA : Rinehart
Harold, G. Shane. 1984. Arti Pendidikan Bagi Masa Depan. Jakarta : Pastekom Dikbud
Hasan, Hamid.2008. Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya
Hasbulloh. 2001. Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta: Rajawali pers.
Lehmann, H. 1990. The Systems Approach to Education. Special Presentation Conveyed in The International Seminar on Educational Innovation and Technology Manila: Innotech Publications-Vol 20 No. 05
Mudya Rahardjo, Redja.2001.Pengantar pendidikan.Jakarta: Rajawali pers.
Napitupulu, P. 1984. Pendidikan yang relevan kini dan esok. Gunung Mulia : Jakarta
Pasaribu, IL. dan Simanjutak B. 1982. Pendidikan Nasional ,Tinjauan Paedagogik (Twits). Bandung : Tarsito
Patterson. 1978. School, Society and The Profesional Educator. New York : American Book Company
Program Akta Mengajar V-B Komponen Dasar : Bidang Studi Teknologi Pengajaran Buku II Modul. 1983. Usaha Sekolah Dalam Menunjang Pendidikan Seumur Hidup. Jakarta : Depdikbud, Dirjen PT.
Purbakawatja, S. 1980. Pendidikan Dalam Alam Indonesia Merdeka. Jakarta : Gunung Agung
Santyasa,  wayan. 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul., Bali: Dalam Santyasa data base.
Santoso, S. Hamidjojo. 1997. Pendidikan yang tangkas sebagai pembawa perubahan menyongsong abad XXI, makalah seminar nasional PLS dan KonferensiISPPS tahun 1997 di Hotel Simpang. Tanggal 13-15. Surabaya
Skager, R. 1979. Life Long Education and Evaluation Practice. New York : UNESCO Institut Hamberg, Pergamon Press.
Semiawan, Ronny R. 1998. Dimensi Strategi Pengembangan Nasional Abad XXII. Jakarta : PT.Gramedia
Surakhmad, Winarno. 1987. Mencari Strategi Pembinaan Pendidikan Pembangunan Dewasa ini. Jakarta : IKIP Jakarta
Sukardi, Muhammad. 2010.Evaluasi Pendidikan Prinsip Dan Operasianalnya. Jakarta: Bumi Aksara.
Syam, M. Noor. 1983. Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila. Surabaya : Usaha Nasional
Vayzey, John. 1981. Educational and economic development school and society. London : Routledge
1984. Pendidikan di Dunia Modern. Jakarta : Gunung Agung